Monday, November 8, 2010

Diam bukan berarti BATU

Seorang pemuda anak ke-3 dari empat bersaudara mencoba bangkit dari keterpurukkan disaat pikiran terasuki sebuah hal kebodohan duniawi dan segela hal rintangan hidup dan mencoba menemukan titik terang. pemuda ini terlahir dengan segela kecukupan dari keluarga yang sederhana dimasa kecil nya,pada suatu ketika anak ini meninggalkan kampung halaman demi masa depan serta tuntunan dari keluarga nya. dalam perjalanan meninggalkan kampung halaman meninggalkan tangis air mata tak ternilai harga nya untuk ibu. malam itu pemuda itu melangkahkan kaki  meninggalkan hangatnya seru redam kerinduan keluarga dan kampung halaman. kaki nya melangkah bergerak memasukki bus dengan sodara sepupu nya.

Sewaktu perjalanan menuju kota yang di tuju pemuda ini masih terpikir tentang kedua orang tua dan belum siap berpisah demi kewajiban dan tuntunan keluarga maka pemuda ini menacapkan tekad yang tinggi untuk mendapatkan suatu hal2 belum terpikir oleh untuk menuju hari esok, kota yang banyak di idam-idamkan sebagai kota pelajar dan mempunyai citra yang bagus kebudayaan kental dengan santun dan sapahnya. 

Melangkahkan kaki pertama kali di kota itu...bergegas menuju rumah kontrakan dan beristirahat untuk menghilangkan lelah semasa perjalanan menempuh 3 hari 3 malam.

Hari pertama di kota itu..
Terbangun dari lelapnya tidur pemuda ini di ajak oleh sodara kandung nya melihat-lihat suasana jogja,kota itu memang sempurna dengan kebudayaan yang masih kental,lingkungan yang ramah dan masih terjaga.

Tes masuk SMP..
selepas menikmati hiburan tak seberapa menikmati suasana kota itu, menuju sebuah gedung sekolah cukup lumayan bagus rating nya,pemuda ini menghabiskan waktu beberapa jam mengikuti tes dengan segenap ilmu dia dapatkan di kampung halaman dan bermodalkan Ijazah,Nem sekolah cukup bagus.

Tiba hari besok, lirih terdengar hembusan nafas pemuda ini untuk melihat hasil tes yang dilalui hari kemarin,di temani kk nya menuju gedung sekolah di impikan nya,,sesampai di gedung sekolah pemuda ini berjalan melangkahkan kaki nya perhentakkan melihat papan pengumaman. Terdiam sejenak pemuda melihat nama nya di papan pengumuman,pemuda ini tidak yakin bahwa di papan pengumuman itu nama nya,dia memutarkan balik lagi badan nya mencoba melihat papan pengumuman itu dan ternyata itu bukan nama nya, nem yang tinggi tak bernilai harganya oleh pemuda ini karena di kurangi -1 untuk pendatang menuntut ilmu di sekolah Negeri yang di impikanya. Nasib berkata lain pemuda ini masuk dalam cadangan 35% masih ada harapan bisa menuntut ilmu di sekolah itu.

to be continue

4 comments:

  1. mhmmm ....bnyak kata gnti "nya" diparagraf atas :malu
    tapi diluar itu dah cukup bagus koq ... mewakili sipenulis..yg seorang backpacker .... ??@#%%??

    ReplyDelete
  2. Iya juga seh masukan buat saya :)
    nanti aku coba edit lagi tata bahasanya kk :)
    sering2 mampir disini yah..

    ReplyDelete
  3. baeklah ..kk mw sering" mampir sini yaahhh..
    siap'' jgn maen lempar bata ntar yak..;)

    ReplyDelete
  4. okey kk :)
    tunggu cerita selanjutnya entah kapan mau ngelajuntin :hammer:

    ReplyDelete