Thursday, September 6, 2012

Bis ekonomi dan perjalanan hati

Inside Story For August 28, 2012

Jam 12.30 Siang itu terik matahari sangat terasa panas sekali, dan keringat mulai bercucuran dari badan yang ringkih ini. sejam sebelum keberangkat ke terminal jombor, saya sudah ngepack2 barang keperluan yang akan dipergunakan nanti selama diperjalanan dan selama dikota tujuan.

Kali ini saya menggunakan tas daypack











Daypack berukuran kecil ini dgn ruang kecil membawa perlengkapan pribadi saya :
1. Knife blade
2. Sarung (keperluan shalat) Kebetulan berpergian dgn menggunakan celana pendek jeans yang sudah menjadi andalan kemana mana
3. Senter
4. Baju 4 (empat) buah, Celana panjang 2 (dua) buah
5. Sendal jepit
6. Handuk
7. Peralatan mandi
8. Air Mineral 600 ml

Jam 13.15, Semua perlengkapan sudah beres, dan siap berangkat ke terminal jombor. dibalik perjalanan ini, saya berterimakasih kepada nasir nasution yang sudah rela mengorbankan waktu tidurnya untuk mengantarkan saya ke terminal jombor.

Jam 13.35, Jarak dari kontrakan menuju terminal jombor tidak begitu jauh, jadi kaleuum aja g usah terlalu terburu-buru. sesampai di terminal jombor langsung menuju agen bis surya, melaporkan bahwa tiket bis kemarin yang saya beli kebetulan hilang entahh kemana. mbak agen bis surya melemparkan senyuman kepada saya, menandakan "mas tenang aja, nanti kita ganti yang baru sekalian mengembalikan sisa uang DP-an kemanari" Nah, sehari sebelum hari H saya sudah memesan tiket disini DP 100.000,- dan di siang hari ini tarif ongkos bis ekonomi turun menjadi 60.000,- dng tujuan Jakarta (Pasar rebo)

Jam 14.00, Bis ekonomi sumber alam, yaa,,yaa,, pertama kali ini naik bis ekonomi tujuan jakarta (alternatif lain selain kereta api) di sekitaran terminal jombor orang2 pada sibuk, orangtua setengah baya sibuk mencari penumpang, mahasiswa berumuran 24thn was2 ga dapat tiket bis untuk kbrgkatan hari ini dgn tujuan surabaya, dan ada tertawa lepas mendengarkan celotehan seorang ibu-ibu agen centil..

Jam 15.00, Anjrriittttt... Sejam lebih menunggu di terminal jombor, bisnya tak kurun berangkat2. ada apa dgn semua ini? trnyata antara agen dan agen resmi bis ekonomi sumber alam terjadi misskom yang membuat saya ikut kebingungan. akhirnya mbak agen mengusahakan agar bis-nya bisa brgkat cepat, mbak ompong giginya tinggal 2 (dua) terlihat pening krn mungkin saya desak kali ya hahaha...makaya jgn macam2 yaa.! Senggol cubiiiiittt nihhh..

Jam 15.30, Finally.. Serasa menang kejuaran badmintoon dan mendapatkan piagam penghargaan dari republik terminal jombor. alhasil saya memilih kursi nomer 8, krn disini sistemnya bukan dipilihkan kursi tp memilih sendiri kursinya. Matahari terlihat merah merona membuat hati ini menjadi tentram. didalam bis, Sore ini saya serasa jadi raja menempati dua kursi..penumpang bis ekonomi menebarkan bau bau keringat para pengembara jalanan ekonomiss mis mis asal nanti jangan miskin ya..:p

Jam 18.00, Kutuarjo, semua para penumpang turun di terminal bis "sumber alam". tepat adzan magrib saya bergegas turun dari bis dan bergegas ke toilet. akhirnya legaaaa.,, beberapa jam menahan pipis.. lagi lagi saya harus mengeluarkan duit 1000.- untuk membayar toilet. 5 menit kemudian saya mendekati seorang bapak2 umurnya berkisaran 40-an. saya mengeluarkan tiket dr kantong celana menanyakan "pak, nih saya mau transit tujuan pemberhentian terakhir di p.rebo, kira2 bis yang saya selanjutnya mana ya? | oh coba liat tiketnya dek, nah ini bisnya tepat di depanmu dek | makasih ya pak" baru pertama kali naik bisa pake transit segala membuat saya bingung. setjam berlalu bisnya blom jalan, sementara para penumpang sebagian sudah masuk didalam bis dan sebagiannya menunggu di depan kepala bis sambil ngobrol dgn penumpang lainnya. sementar itu saya menyalakan rokok sembari menyalakan mp3 dengarin lagu "ebiet g ade - kupu kupu kertas" selang beberapa menit terdengar suara bbm. eh, ternyata itu teman saya yg dari jogja, Ridho mukti namanya dgn panggilan akrab "Deli'. setiap kali kali aku berpergian jauh teman satu ini pasti menanyakan kbr saya. entah dia rindu atau merasa kehilangan, padahal cm sebentar doang meninggalkan jogja. ridho memang teman yang sejati dan rasa kepedulian terhadap seseorang atau komunitas membuatku kagum padanya.. asiikk.. sedikit cerita tentang sahabat.

To be continued...

Tuesday, June 5, 2012

GUNUNG LAWU

Bersama kedua orang sahabat Eka & Ridho

POS 1 TAMAN SARI BAWAH

POS 2 TAMAN SARI ATAS

POS 3 PENGGEK

BIARPUN CUACA KURANG BAGUS NAMUN KITA TETAP WASPADA


POS 4 COKROSURYO

BIARKAN EDELWEIS TUMBUH MEKAR


PENUH PERJUANGAN MENGGAPAI PUNCAK WALAUPUN CUACA KURANG BAGUS


PUNCAK LAWU (HARGO DUMILAH)
3265 DPL


WHERE WE GO NOW ??


                                                    
@Taufiq_Siregar
@failureproject
@ridhomukt
                                   






Monday, March 5, 2012

Gunung Jimat (2213 mdpl)

Image
Gunung Jimat... Namanya terasa asing bagi para pendaki gunung maupun pecinta alam. Ya, gunung ini bukan merupakan gunung tinggi yg biasa untuk di daki. Hanya gunung kecil yang dikelilingi perkebunan kentang.  Gunung ini terletak di jajaran gunung gunung kecil di dataran tinggi Dieng sebelah utara. Tepatnya berada di desa Pekasiran Kecamatan Batur, Banjarnegara.
Awal cerita, saya selalu penasaran dengan gunung ini ketika pulang dari dieng melewati jalanan Pekasiran dan Kepakisan. Gunung yang di puncaknya terdapat menara dan dapat terlihat dari berbagai arah.
  • terlihat dari jalanan desa Pekasiran dan Kepakisan (kecamatan Batur)
  • terlihat dari desa Surenan (kecamatan Batur)
  • terlihat dari desa Condongcampur (kecamatan Batur)
  • terlihat dari desa Kradenan dan Gerlang (kecamatan Blado)
  • terlihat dari desa Wonopriyo (kecamatan Blado)
  • terlihat dari desa Gunung Alang (kecamatan Blado)
  • dan terlihat jelas dari Telaga Dringo serta Kawah Candradimuka
Di hari yang cukup bebas, saya berpikiran untuk mendaki gunung ini. Setelah lama ditunda, saya niatkan untuk berangkat. Bukan karena hal laen, karena sebelumnya saya belum menemukan orang yang tau dan mau mengantar saya kesana (porter gitu maksdunya he he). Teman yang apes yang saya ajak blusukan alas kali ini adalah pemuda tanggung pribumi desa Gerlang. Namanya kang Diqin, dia seorang karyawan sebuah toko pupuk di desanya. Kenapa saya bilang apes...? Ya karena dia bakal saya suruh ini itu, bawain kamera, bawa bekal makanan kecil dan minuman, naik motor didepan menembus dingin dan kabutnya pegunungan (kalau hujan bakal basah duluan) sekaligus penunjuk jalan karena dia tau daerah yang akan saya tuju.
Kamis
Pukul 5 sore
Saya berangkat sendiri dari rumah dengan motor dan  peralatan seadanya. Kamera, pakaian hangat, jaket tebal dan selebihnya badan yang dipaksakan tangguh ini :cool. Mampir dulu dirumah teman yg kebetulan bokapnya punya usaha budidaya ikan darat. Saya beli ikan Nila 1 kg... buat bakar-bakar nanti malam di tempat kang diqin. (intinya sih buat nyogok dia supaya besok lebih semangat beso mau nganter ke gunung)
Perjalanan santai sehabis hujan menyusuri kebun teh Ngliyer dan hutan tropis di selatan kabupaten Batang, orang sini menyebutnya alas Kluwung. Hutan ini masih asri, masih banyak tanaman besar dan berbagai anggrek hutan. Masih sering dijumpai burung gagak, burung deruk liar ,kucing alas, kelinci hutan, kidang dan celeng. Sampai tiba di perbatasan hutan, daerah ini sudah merupakan daerah konservasi dataran tinggi Dieng yg masuk kabupaten Batang dengan ditandainya lahan yang sudah ditanami sayuran, kentang, kobis, loncang, wortel, kacang babi, lombok bagong dan pohon pepaya kerdil a.k.a carica. Tampak di sebelah timur adalah puncak gunung Kemulan.
Pukul 06.10 petang
Sampai di pertigaan Gerlang, berhenti disebuah toko pupuk yg dihuni kang Diqin. Ikan yang aku bawa langsung aku kasih ke sifa, adik sepupu perempuan kang Diqin buat bersihin lalu dibakar. Oh ya...Sifa adalah perempuan desa, perempuan gunung, usianya masih 16 tahun. Ia sering di toko pupuk buat bantuin jaga dan bersih-bersih disana. Orangnya ramah dan masih lugu.
Selagi ikan dibersihkan saya dan kang Diqin menyiapkan bara api untuk membakar. Acara bakar-bakar dimulai, saya dan kang Diqin bergantian meliuk-liukan kipas tangan supaya bara tetap mengangah, sementara sifa  bikin sambal kecap. Setelah semua ikan matang, kami melahapnya bertiga sampai habis. Kenyang...
Praktis tidak ada kegiatan apa-apa setelah makan malam, hanya tiduran di depan tv, selimut tebal dan menunggu mata mengantuk. Kami bertiga tidur di toko dan sifa tidur di kamar belakang. Sunyi senyap, suara-suara hewan malam dan sesekali atap seng berbunyi kala tertiup angin yang agak kencang.
Pukul 10 malam
zzz...
Jumat
Pukul 7 pagi
Bangun dengan hawa yang cukup dingin. Setelah mata melek masih saja  tetap dibalik selimut sambil nonton tv. 30menit kemudian bangkit dari pulau kapuk, cuci muka dan bergegas keluar. Mencari hangat mentari pagi alias berjemur atau kalau orang jawa bilang "karing". Sembari melihat anak-anak berangkat sekolah (kebetulan depan toko adalah sebuah sekolah dasar). Sekolah disini masuk pukul 8. Kenapa? Jarak antar kampung sampai sekolah disini cukup jauh, jalanya aspal hancur, kalau hujan lumpur dimana-mana. Belum lagi gurunya yang rumahnya sekitar 15km dari sekolah dan harus menempuh jalanan tengah hutan yang rusak.
Di depan toko banyak petani berlalu lalang menuju ladang masing-masing, tak sedikit pula mampir ke toko untuk membeli pupuk atau obat hama tanaman sayur. Tempat yang strategis untuk berbisnis pertanian.
Pukul 9 pagi
Setelah semua siap, saya dan kang Diqin segera berangkat. Berboncengan dan saya dibelakang dengan tujuan bisa sambil tengok kanan kiri lihat pemandangan pagi sekitar sini. Melewati desa Sidongkal dan  Wonopriyo. Dari Wonopriyo menara gunung Jimat sudah terlihat. Dilanjut memasuki hutan pinus dan kemudian memasuki kawasan gunung Petarangan. Lanjut ke desa terakhir, yaitu desa Gunung Alang. Desa buntu dibawah kaki gunung Jimat. Motor kami titipkan di salah satu teman kang Diqin di desa tersebut.
Pukul setengah 10 pagi
Kami melanjutkan perjalanan dengan jalan kaki. Sembari bertanya ke para petani yang kami jumpai di sepanjang perjalanan. Kang Diqin hanya mengetahui 1/2 akses jalan ke puncak gunung tersebut. Banyak para petani yang bilang tidak tahu lagi jalan menuju puncak karena jalanya sudah jarang dilewati dan tertutup rumput tinggi. Hanya 1 petani yang tau jalan ke puncak dan kami diberi gambaran beserta simpangan-simpangan yang harus kami tempuh. Dengan modal nekat dan rasa ingin tau yg tinggi kami memulai langkah dari kaki gunung. Bekas jalan masih nampak tetapi sudah tertutup rerumputan tinggi. Disini saya masih sempat menjumpai tanaman Kantong Semar (Nepenthes) dan memotretnya beberapa kali. Semoga spesies yang sudah semakin langka ini tetap bertahan dihabitat aslinya dan jauh dari tangan jahil warga sekitar.
Pukul 10 pagi
Setelah menempuh reremputan tinggi itu, kami sampai pada punggungan gunung, dari sini desa desa di sekitaran Dieng sudah mulai nampak dan puncak gunung Jimat sudah semakin jelas. Kami melanjutkan perjalanan menerobos tanaman alang-alang dengan tinggi sedada. Hampir tidak ada jalan tersisa disini, kami membuat jalan sendiri dengan membelah duren... eh rumput maksunya...
Menara gunung Jimat sudah semakin dekat dan kami melewati tanjakan terakhir, berupa savana di puncak gunung.
Sekitar pukul 11 siang
Kami sampai di puncak gunung Jimat, kami sampai di menara setinggi kurang lebih 15 meter yang terlihat dari mana mana itu *lebay. Kang Diqin mulai memanjat tangga dari menara tersebut dan berdiri diatas (ada semacam tempat duduk yang cukup untuk 4 orang diatas). Saya tidak berani karena angin yg cukup kencang, takut kawur he he...
Saya cukup istirahat dibawah menara sambil minum dan manyantap perbekalan yang kami bawa. Dari spot ini terlihat :
  • Desa Pekasiran dan Kepakisan
  • PLTU Geodipa Dieng
  • Telaga Sewiwi
  • Gunung Nagasari
  • Gunung Sipandu
  • Gunung Butak
  • Gunung Klaras
  • Bekas retakan gunung Pangamun-amun (Tragedi desa Legetang)
  • Kawah Candradimuka
  • Dan view yang paling fenomenal (*lebay) adalah bekas letusan kawah gunung Petarangan beratus tahun silam yang kini terisi air atau tante wikipedia menyebutnya "Telaga Dringo"
Dari sudut ini telaga Dringo terlihat lebih indah daripada ketika saya berada di dekat telaganya. Gunung Petarangan lebih terlihat sebagai gunung dan telaga Dringo sebagai kawah mati di puncaknya. Tinggi gunung Petarangan adalah 2135 mdpl, lebih rendah daripada gunung Jimat 2213 mdpl.
Pukul Setengah 12 siang
Kira-kira setengah jam kami mengahabiskan waktu dipuncak, kami tidak bisa bersantai mengingat harus segera turun ke kampung dan jumatan. Saya yang dipaksa untuk puas dan sejenak mematikan rasa penasaran yang sudah terjawab akhirnya bergegas turun. Ditambah mendung dan kabut yang mulai naik. Jalur yang kami tempuh pun berbeda dari saat kami naik. Tanpa navigasi darat kang Diqin berani mengambil arah memotong jalan (pengalaman, feeling dan positioning orang setempat sangat berguna disaat seperti ini kali ya) Kami melewati rerumputan yang lebih tinggi dari jalan berangkat. Kang Diqin terus mencari jalan diantara semak belukar dan saya mengikutinya di belakang. Saya Sempat merasa takut kalo bakal tersesat di labirin gunung Jimat, ditambah kabut yang semakin tebal membuat jarak pandang pendek dan gak tau arah. Jalan yang kami tempuh semakin menurun menuju  jurang dan tak lekas menemui jalan penduduk atau ladang pertanian. Saya sempat berpikiran yang tidak tidak setelah mengingat ini adalah jumat kliwon... (dalam hati gak elit banget mati di gunung Jimat :hammer:)
Tapi alhamdulilah kami menemui jalan kecil yang biasa digunakan petani antar ke dua desa, Pekasiran dan Gunung alang. Kami mengikuti jalan tersebut sampai ujung lahan pertanian desa Gunung alang, tempat pertama saya bertanya-tanya kepada petani. Kami bergegas ke kampung untuk jumatan walau akhirnya tidak cukup waktu. Sesampai kampung sholat jumat sudah selesai :norose
Pukul 12.25 siang
Kami segera menuju rumah temen kang Diqin untuk mengambil motor. Karena sesampai kampung hujan kami disuruh mampir. Adat orang di pegunungan Dieng, tamu tidak dipersilahkan duduk di ruang tamu, melainkan duduk di dapur dan depan tungku kayu bakar. Biar hangat...
Beberapa hidangan dan teh panas pahit tersaji di meja, ditambah nasi hangat, telur dadar dan sayur lombok bagong (baru kali ini ngrasain sayur lombok bagong)
Kami mengobrol dengan warga setempat yang kebetulan berada bersama di depan tungku sambil menunggu hujan reda. Saya asik nanya ini itu tentang gunung Jimat. Dari obrolan tersebut dapat diambil beberapa kesimpulan :
  • Warga setempat pun sudah jarang yang mendaki sampai puncak gunung Jimat
  • Warga setempat tak mengetahui fungsi menara yang berada dipuncak gunung Jimat
  • Pemuda disana tak mengetahui jalur ke puncak gunung Jimat
  • Terdapat sebuah goa dikaki gunung Jimat sebelah utara (semoga suatu saat diberi kesempatan buat menengoknya)
Pukul 2 siang
Kami bergegas pulang setelah hujan agak reda. Melewati telaga Dringo yang tadi saya nikmati view nya dari puncak gunung Jimat. Sampai di toko pertanian nya kang Diqin, istirahat sebentar dan selanjutnya pulang kerumah.
Beberapa kesimpulan dari saya sendiri :
  • Salah satu spot yang menarik di jajaran pegunungan dieng yang belum terjamah banyak orang terutama oleh wisata Dieng
  • Bisa melihat beberapa view menarik dari puncak sini, seperti yang sudah dijelaskan diatas
  • Salah satu gunung yang hampir tidak ada tanaman kerasnya, hanya rumput tinggi dan semak belukar
  • Masih ditemukanya habitat Kantong Semar (Nepenthes)
  • Belum ada jalur yang tersedia untuk menuju puncak
  • Tidak ada sampah plastik/non organik di puncaknya
  • Area yang pas buat ngegalau :malus
Suatu saat saya akan mencoba kembali mengunjungi gunung ini, mencoba bermalam dan mencicipi sunrisenya... siapa berminat? he he he
Perjalanan berangkat, lembah Gerlang
ImageImage
Gunung Kemulan (tengah)Image
Anak sekolah SD GerlangImage
Gerlang pagiImage
Kang Diqin
Image

Telaga DringoImage
Gunung Jimat dari telaga Dringo
Image
Nepenthes (Kantong Semar)ImageImage
Trek AwalImage
Desa Gunung alang (tertutup bukit)
Image
Gunung Nagasari
Image
Kawah Gunung Petarangan a.k.a Telaga Dringo dari Puncak Gunung Jimat
Image
Retakan gunung Pangamun-amun (tragedi Legetang) di kejauhan Gunung SipanduImage
Pemandangan SekitarImage

Dieng Plateau AreaImage
Menara Gunung JimatImage
Kang DiqinImage

Telaga Dringo ZoomImage
Areal Pertanian
Image
TS :malus
Image
Kawah CandradimukaImage
Menara tertutup kabutImage



sumber : kalderaprau (kukuh)

Thursday, March 1, 2012

WELCOME : Maret 2012

Bulan maret semangat baru... di awal bulan ini, semoga bisa menjadi titik cerah meraih kesuksesan tertunda, seindah sunrise dan seromantis sunset. duduk di atas pasir putih menatap warna-warna sunset yang berbeda dan dengan kombinasi warna yang begitu indah, sambil melukis indahnya tekstur wajahMu yg manis. setiap orang pasti berbeda beda mendeskripsikan akan keindahanMu.

@Taufiq_Siregar

Friday, February 10, 2012

Waste - Foster The People

I'll hold your hand when you are feeling mad at me
Yeah when the monsters they won't go away,
The windows are closed,
I'll pretend to see what you see

"How long?" I say, how long will you relive the things that are gone?
Oh yeah, The devil's on your back but I know you can shake him off

And every day that you want to waste, that you want to waste, you can
And every day that you want to wake up, that you want to wake, you can
And every day that you want to change, that you want to change, yeah
I'll help you see it through 'cause I just really want to be with you

You know it's funny how freedom can make us feel contained
Yeah When the muscles in our legs aren't used to all the walking
I know if you could snap both your fingers that you'd escape with me
But in the meantime, I'll just wait here and listen to you when you speak... or scream

And every day that you want to waste, that you want to waste, you can
And every day that you want to wake up, that you want to wake, you can
And every day that you want to change, that you want to change, yeah
I'll help you see it through 'cause I just really want to be with you

The truth cuts us and pulls us back up
And separates the things that look the same
Then you can fight it off, you can fight it off, you can

And every day that you want to waste, that you want to waste, you can
And every day that you want to wake up, that you want to wake, you can
And every day that you want to change, that you want to change, yeah
I'll help you see it through 'cause I just really want to be with you

Thursday, February 9, 2012

Remember You


Remember You…
judul poto ini, yang saya juga ga sempet nanya yang ngedit dan ngasih judulnya siapa… terlalu Iya Bgt gitu skrg… (aseeekk…)
mereka-mereka, yang anjir belum sebulan kenal juga„, kok kaya udah kenal bertahun-tahun yaa.. kok kaya temen TK terus kita ga sengaja ketemu di atas gunung.. (berle..)
bahkan, sekarang… rasa rindu menggebu-gebu,.. tiap malam, paling tidak, kita komunikasi di berbagai jejaring sosial yang lagi in banget itu loh.. selalu mikir, mereka itu temen kemarin sore… kok bisa sesayang ini yaa.. (anjir ini serius ga berle…) pernah kepikiran, gimana kalau mereka itu jahat, mereka itu ga asyik, mereka itu garing, mereka itu nyebelin, mereka itu cule (dalam bahasa anak gaul sunda yang artinya culas *kurang lebih begitu*), dan sejauh ini, pikiran itu tertampikkan… (semacam tidak terbuktilah *insyaAllah* :D)…
barudak kemarin sore (barudak itu semacam arek-arek)… terlalu membekas, di pikiran saya akhir-akhir ini.. bahkan dengan kata lain, mereka mengalihkan dunia ku (ponds) .. dunia bandung, yang sebentar lagi menjadi metropolitan itu looh mulai tertepikan… bahkan dengan mereka, saya yakin satu mimpi, itu mimpi yang bakal jadi kenyataan.. mimpi yang g cuma “ingin” tapi “akan” (sedeeep….)… ah sial… barudak kemarin sore itu racun sekaligus penawarnyaa… (yoiii..)
ga perlu saya ceritakan, gimana kronologis saya ngapain ke Jogja, karna itu biasa-biasa aja… kita skip, dan langsung ke malam hari, malam rame di kopi joss (kopi tak pernah ingkar janji bray…)„
ini semua berawal dari angkringan, 30 mei 2011 pukul 21 an..
kenal sama bang ali, kukuh, dan obi, waktu singkat nan indah, dilalui dengan main “seven skop” semacam permainan di las vegas, yang ntah kenapa kukuh g bisa memainkannya… dan yang lebih parah lagi, di Pangandaran (tempat saya skripsi itu loh, yang pesisir enjoy destroy itu looh… ), saya master maen poker sama seven skop (ada bukti poto au yang dengan ketentuan Tuhan, jongkok berkali-kali bahkan berpuluhan kali, karena saya mengalahkannya…hehe), tapi pas disitu, dimalam itu, yang cerah itu, yang pake “bayaran..” itu, saya ga dapet duit banyak, damn… cristy yang tiba-tiba jadi bandar koin gope an, disusul lena, disusul gigi, disusul siapa lagi yaa (anee  lupa)… ahhh.. jadi begitu lah singkat ceritanyaa… (jd ga singkat)
lanjut ke benteng, VrederBurg (bener ga yaa nulisnya?) …
ada orang maha jahil, yang dengan kesadarannya sendiri membuat saya berjalan kaki dari kopi joss ke vredeburg itu.. (mungkin dia mau ngetes kesungguhan saya naik gunung..mungkin loh yaa.. tapi ternyata salah, dia itu dendam, gara2 suka saya katain, dia itu siapa, dia itu yang ternyata kini menjadi soulmate saya..).. menjelang waktu shaur untuk indonesia timur, kita masihlah, bergaya bak poto model di VredeBurg itu.. ngerasa vredeburg punya mereka, ngerasa Jogja NU AINK (ungkapan orang sunda yang artinya… MEMILIKI)… ntah berapa ratus JPEG yang tersimpan mungkin dibeberapa komputer kukuh, obi, atau bang ali„, dan berapa MB juga menuhi memori komputer mereka… dan pasti, karena jarak jogja-bandung lumayan jauh, poto-poto itu di upload, agar kami di bandung kota kembang ini bisa lihat..
oke, kita skip beberapa hari setelah VREDEBURG (baca benteng coy)…
saya, lena, dan asti, yang dengan ikhlas hati “memperdalam” mata kuliah Sistem Pemerintahan Daerah (sispemda.red), efek dari keterlaluan enjoy ria dikampus wkt semester 4. dan dengan berat hati mengikuti lagi mata kuliah yang jujur aja, saya ga ngerti apa hubungan pusat dan daerah apalagi kalo disangkut pautin dengan regulasinyaa (so asik… )..
oke terima kasih 2009, kalian bawa kami ke Solo, sehingga, ada satu kesempatan lagi, untuk mengukir cerita di Jogja…
bis sore itu, dengan riang meluncur ke Jogja, bis yang isinya dikit, dan cuma angkatan kita aja di tambah ryan anak 2008 yang terlalu terbawa suasana bergaul dengan angkatan 2007.. bis yang selama perjalanan, lagunya “hamil duluan” itu… bis yang sebetulnya terancam Galelut (berantem) karena di dalamnya penuh bibit-bibit maha jahil dan ga pandang bulu melakukan kejahilan yang paling sadis sekalipun… (ga kok, ga gitu-gitu banget juga..)
dengan semangat 45, lena nyuruh saya siap-siap… (ambil tas nya dan jalan ke pintu depan) . hah??? secepat itu kah saya harus turun dari bis ini… (dalam hati).. pikiran langsung menerawang, tar malam naik gunung, Naik loh, jalan kaki, ga naik trail nya om, ga dibantuin mang ulep, mang pey, mang hafer, semua ajudan papa ga ada… (cie ajudan…)…
ritme turun dari bis Biasa, turun, nunggu bang ali, ke angkringan nyamperin bang opik dan babar, dan akhirnya saya harus dibonceng babar.. kita diem.. (iyaa diem-dieman…) ga ada satu kata basa basi yang terucapkan… liat, asti ngobrol, liat lena ngobrol… saya sih sebenernya pengen nanya.. “masih jauh?” tapi takut babar ngerasa jadi tukang ojek… (piss…) terus pengen nanya “ini UGM?” terus pengen nanya “jogja panas yaa” tapi itu g satu kata pun terucapkan„ babar, sekira nya kamu baca tulisan ini… km akan tertawa sendiri juga kan… dan kenapa km wkt itu g nanya duluan… hehhe..
jreng-jreng, sampailah di satu kosan, yang saya paham betul, berantakan, bersih dan kotor kosan tersebut, tergantung kadar kegalauan pemiliknya… (ngakuu boy..). yaa pas kami datang, keadaan bisa dibilang.. mereka sedang “biasa aja” (este…*sok tau*).. karna ada bagian yang beres, dan bagian yang berantakan… hehe…
bruuukkk…
saya yang memang sudah mendambakan kasur dari semenjak di DPRD Kota Surakarta… menjatuhkan badan dikasur, yang ternyata ibarat pembalut, kasur itu slim… :p. bukannya cule (semacam culas dengan konotasi dan arti paling sederhana ke anak-anak mudaan..) saya liat bang ali, sibuk nyiapkan alat-alat buat naik gunung dan saya cuma tiduran, dan lagi-lagi pikiran saya ke gunung yang tak pernah terbayangkan itu.
(dalam pikiran saya..)
gunung apa yaa namanya… ada di google gaa… disana da sinyal ga? ada wc? ada warung? ada jalan nya ga? kaya gunung di depan villa saya ga? gimana kalo tiba-tiba ada petir? nanti kaya anak wanadri yang kesambar petir di gunung wayang.. ada binatang buas g? gimana kalo tiba-tiba saya ngilang di balik kabut? gimana kalo tiba-tiba tangan saya terjepit tebing (like 127 hours)? dan yang paling saya takutin, ini siapaa… itu siapaa… ini lagi datang-datang ke kamar, gaya udah reggae maksimal, pasti anaknya bakal sok gaul dan nyebelin.. ini lagi yang punya kamar ini.. jutek bgt… malah suka teriakin saya ke temannya dengan kata “luluk” (kalo g salah deh gue lupa…) halo… gue ratuu… :p terus lagi ini obi sama kukuh, yang udah saya kenal (setidaknya kita pernah ketemu dan menggila di Vredeburg) kemanaa gitu… katanya disinilah disitu laah… dan saya tau mereka abis dari tempat yang cuma ada dalam mimpi saya… (envy…)”
tapi lama-lama semua mencair kaya es… lama-lama juga nunggu kukuh dan obi ga datang-datang… sekonyong-konyong obi datang, tiduran bentar dan pergi lagi, pukul sudah menjelang larut malam, dan saya masih tiduraan.. lagi-lagi saya bicara sama hati… “si saya yang di lahirkan oleh mama papa dengan banyak mang-mang yang siap melayani, kadang terbesit, bisa ga yaa sendiri, ga minta bantuan orang lain, apalagi sekarang, depan lena asti, saya g boleh lemah. abisnya lena bilang sama bang ali, kalau perjalanan naik gunung 2 jam bisa jadi 3 jam… ooo… itu mengakar dalam benak, dan mencoba untuk membuktikan, GA AKAN TERJADI…(asiik„,), terlebih, banyak yang meragukan kemandirian saya, termasuk, mama papa juga.. :’( (loh jadi curcol) ahhh itulah intinya…”
dan lamunan pun terpecahkan, dengan aba-aba, “ayoo pergi sekarang… kita siap-siap…” dengan kesengajaan saya malas bawa sepatu kets dan saya lupa kapan juga terakhir pake sepatu itu„, (tapi punya loh…) akhirnya minjem spatu bang opik yang bersih dan baru di cuci, dia itu loh sepupunya bang ali, yang masih aja kaku kaya kusen.. :D
satu orang lagi belum dataang„, itu yang namanya kukuh, belum datang-datang juga, (kemanaa yaa kukuh, jangan-jangan ga jadi ikut *dlm hati*).. tiba2 ada samar-samar bayang-bayang datang dr balik lorong kosan, sampai pas dia ngajak salaman, saya baru kenal ini kukuh, (kuh… maaf yaa kamu hitam sekali seperti kopi yang tak pernah ingkar janji.. hehe)
mungkin sekitar jam 1 waktu indonesia timur kita caw ke manaa yaa, dan masih pas disitu juga, saya belum inget nama gunungnya… saya sama bang ali, dan ntah kenapa semenjak perjalanan ini, saya merasa kita soulmate (ngetik ini tidak dibawah todongan senjata)… terus lena sama “pangaribuan” alias logo alias pargabus alias topan harahap, itu loh cowo bujangan asal medan, tapi 4 tahun di bogor, sehingga dia mengerti arti kata “kaleum”, si pangaribuan ini (panggilan kesayangan yang berasal dari susahnya saya menangkap kata pargabus) berasa rossy, jalan motor nya seenak nenek moyangnya, kalo mau nyalip suka menikung tajam.. oke lanjut asti dengan obi, iyaa obi yang baru pulang dari puncak maha dewa, mengendarai sepeda motornya dengan enjoy, serasa seharian kegiatan dia cuma tidur, padahal ngga…
kami ini pasukan belakang, bang opik dan kukuh, kemudian babar dengan moko, melaju kencang tak karu-karuan sampai tak terlihat batang hidungnya.. (piye to..). sampai akhirnyaa.. kita sampai di kaki gunung… dan sampai di kakinya saja, saya belum ingat nama gunungnya (walau berkali-kali nanya) ini bukan masalah lambatnya darah ke otak, tapi karna dia mendominasi pikiran saya„, (dia?? eaa… becandaa kali)
mulai Deg-degan…
liat ke atas, dan gelap, pernah sempet terpikirkan, ini Dinas Bina marga, sumber daya air energi dan sumber daya air mineral, pernah kesini ga sih„, bikinin lampu mercury kek, atau bikinin tangga kek, atau apa kek lah yang dapat menunjang kegiatan wisata. (skripsi saya loh… so?)
oke, naik„, dengan susunan dr paling belakang, bang ali, obi, kukuh, ratu, pangaribuan.. dan (tolong pangaribuan setelah km itu siapa).. berjalan dengan senang hati.. senang karna ini pertama kali buat saya, naik gunung tanpa motor trail, tanpa mang ulep, tanpa mang pey, tanpa mang aco, yang selama ini memanjakan saya..
semacam outbond dengan suasana jauh lebih menantang daripada area paintball di lembang (daerah di bandung)… oke, masih slow… tebing dan tali, oke masih slow… tebing dan tali lagi.. oke masih slow… tebing dan breet (bunyi)… obi kok ga muncul-muncul… ternyata dia nyangkut… padahal udah kaget tiada tara… oke obi jd maju di depan.. terus pas ada area yang 127 hours banget, anak-anak depan kok nyangkut ga maju-maju, ternyata babar menemukan binatang paling aulia takutin seumur hidupnya dan yang paling wesi (temen kampus) paling cari-cari untuk dijual katanya obat dan mahal. binatang itu ialah tokek yang saya ga perlu repot nyari bahasa latin nya di google kan cuy?
suasana semakin edan banget, pas satu-satu lampu center mati, dan yang paling di sesalkan oleh asti ialah, kenyataan bahwa saya dengan sengaja nyopot cashan senter dan diganti ngcash BB, yang plis bgt, ga anak gunung bgt deh… dan pasti, BB ga guna di atas gunung… hahha.. maafkan si kami karna kami newbie yaa agan-agan… piiiisss…. haha
dalam sunyi, tiba-tiba “naik-naik ke puncak gunung” hah??? penilaian saya terhadap cowo reggae dan tampang ga minus-minus amat ini langsung menjudge, ini anak tampilan kaya gini sih, bukan berguru kek Bob Marley tapi ke mbah surip..
mbook yaa, piye to, saya berharap dia nanyi
” one love, one heart, let’s get together and feel all right”
ehh, dia malah nyanyi “naik-naik ke puncak gunung”nah dari situ lah, saya merasa pangaribuan ini merupakan sosok mahluk langka yang slalu menutupi jati dirinya.. dia yang kuliah di photografi, mungkin menjiwai aktingnya, pura-pura, mungkin dia adalah penganut nike ardila sejati, dunia ini panggung sandiwara.. terlepas apa tujuannya, yang pura-pura ga tau reggae, pura2 ga tau Tarling pantura.. pura2 ga expert main gitar, tapi untuk lagu “naik-naik gunung” itu, saya yakin itu ga pura-pura, itulah dia yang sbener-benernyaa.. kekanak-kanakan walau pikirannya sudah agak porno. haha…
dan dia itu, menerangi jalan saya.. (tanpa ucapkan makasih, batin saya berterima kasih pangaribuan…)
oiii… kaleum boy | kaleum apaan.. | sek-sek…
semakin nanjak, semakin lelah, dan air semakin menipis (air? menipis?), dan bruuuk, lagi-lagi belakang itu penuh kejutan„, apalagi ini yang nyangkut?? ngebalik, ehhh„, babar tergeletak„, jleb, inget ade dirumah, namany sultan yaa 11-12 badannya sama babar, tapi gantengan ade saya, hehhehe.. saya tungu sambil ngeliat babar, tapi kok g bangun-bangun, bruk-bruk saya turun, dan nanya kabar dia (piye to.. masi aja nanya kabar…) ohh, saya punya kayu putih aromatherapy yang hampir sekali pake lagi itu, saya pijitin dikepala babar.. smoga babar inget jasa saya (kalaupun lupa saya mau ingetin, biar nanti kalo babar jadi pilot, ehh apapun yang berhubungan dengan penerbangan, bisa gratis.. haha).. dalam hati (ini orang yang bonceng saya pertama kali.. kok dia ga kuat gini… apa jangan-jangan gara2 td dia grogi ngebonceng saya, haha.. berle… dan g ada korelasinya juga… :p)
akhirnya babar bisa semangat lagi, dengan lagu-lagu dangdut, mengalun dari hp nya, sejujur-jujurnya saya g terlalu suka dangdut, bahkan bisa di bilang, plis„ jangan dangdut lah plis… (maaf bukan menyinggung siapa-siapa saja yang lagu dan muka nya dangdut banget.. @nomention) (terus ada yang mention @ratubulqiah) siaal… :p
mulai berat sekali dada, tapi woles (selow).. terlebih lagi, suasana di belakang tidak hening, yaa sekedar membangkitkan suasana biar terkendali aja sih maan… dan bang opikyang nun jauh disana, akhirnya saya bisa lihat… dan dia ini masih menjadi sebuah misteri.. terlalu sungkan untuk diajak bercanda waktu itu, mungkin pada saat itu jiwanya bukan bersama kami.. (aheey…)
sampai ditebing terakhir…ketemu sama 2 bapak-bapak, yang ntah kenapa begitu nyambung dengan kukuh, dan saya tidak mengerti bahasa mereka.. dan itu susah (tebingnya, bukan bahasa nya) … huh hah huh hah… aba-aba … dan saya slalu bilang “bisa…. (insyaAllah)” saya naik„, ooooooo…… sampai jugaa… terbayarkan??? SURE…
saya bisa lihat apa yang terlihat, indah… mungkin ini perasaan yang relatif, perasaan yang  ”pernah kok” menurut bang opik yang udah pernah kesini sebelumnya, perasaan yang “ga seberapa” buat obi yang baru pulang dari mahameru, perasaan yang “syukur bisa liat orang seneng” menurut bang ali yang udah ngajak igo bandungnya nyampe kesini, perasaan yang “santay aja lagi” buat kukuh, yang terbiasa dengan dieng, perasaan yang beda-beda, buat lena, asti, pangaribuan, moko, dan babar…
indah, ga cuma itu aja sih dibenak saya… saya menyesali 21 tahun tanpa petualangan, halo sebentar lagi 22 tahun, dan saya baru taklukan satu gunung… ohhh kemane aja gue selama ini.. ngapain ajee„, ada rasa yang ga bisa dibeli… ga kaya pas kita mau naik tornado, kita bisa beli tiket dufan, ga kaya pas kita pengen nonton pirates of the carribean kita bisa beli di XXI, ga kaya waktu kita pengen berkuda, kita bisa dateng ke Dranch (area berkuda di Lembang Bandung), ga kaya pas kita pengen ke pantai kita masuk loket retribusi Disbudpar, ga kaya kita pengen nyanyi, kita bisa sewa room ke NAV…
dan puncak gunung, itu ga bisa di beli…
saya duduk, lihat apa yang saya pengen lihat, saya nikmatin, ada taste yang beda kalau orang naik gunung, perasaan kaya kita naik kelas gara-gara belajar, perasaan dapet nilai A bukan karena nyontek, perasaan kaya kita udah bisa bikin senyum orang tua, perasaan yang sesuai dengan apa yang kita perjuangkan…
disinilah, saya baru merasakan betapa betul peribahasa-peribahasa Indonesia yang dulu sempat saya becandain di hashtag #peribahasa atau #soalbowbow di twitter..
ini lah betul yang namanya
apa yang kita tanam itu yang kita tuai
agak sedikit ganggu sih, dalam konteks, ini cerita naik gunung, bukan cerita liburan di rumah nenek…
tapi haloo, plislah, setidaknya itu yang menggambarkan perjuangan dari kaki gunung ke puncak gunung…
semua sibuk, ada yang mendirikan tenda, ada yang masak, ada yang cuma tiduran, ada yang bersihin tas nya gara-gara ketumpahan tuwak, ada yang main gitar, ada yang nyalain lagu dari hp, ada yang diem aja cengok, dan itu AKU.. (anjis kangen gila suasana kaya gitu… inilah ini yang membuat “remember you” ngena banget sekarang)
pengen update status “aing dipuncak gunung bro..”, pengen sms mama “mam, teteh tos di luhur gunung” (mam, kakak sudah di atas gunung)…
suasana semakin mencair, bintang, kopi yang tak pernah ingkar janji, dingin tuwak, rokok, gitar, mie, persahabatan, barudak kemaren sore, jatuh cinta, pecundang, memendam, menepikan, tenda, kamera, rasa, puas, bahagia, sedih, pengorbanan, dan impian… (mungkin ada yang belum saya sebutkan, nanti saja saya tulis kalau ingat..)
kita terbawa suasana, subuh, di Gunung Api Purba, ada cerita…
yang g ada habisnya diceritakaan….
sampai pada pagi,
pagi yang perut saya sakit sekali…
pagi yang saya harus di dorong untuk naik ke atas lagi setelah pipis…
pagi yang saya ga kuat ketawa lagi, ga kuat ngobrol lagi…
pagi yang saya lewatkan di tenda…
tanpa sadar diri… (berle nya tidur)
huaaammm….
bangun dan, sepi…
ihh pada kemana dah…
saya liat obi sama pangaribuan… (mereka jaga tenda, males ke puncak bareng anak-anak, atau jaga saya yaa?? dalam hatiii..)
nih minum air panas dulu | baik banget pangaribuan.. | baik gimana, kita yang repot kalo harus gotong km ke bawah, mending cuma siapin minum doang | 
hehehhe…. saya ketawa, dan saya suka persahabatan yang seperti ini… tak terucapkan… saya tau pangaribuan sebenernya kwatirin saya (pede… )
si obi lagi main gitar, pertama liat obi itu waktu di merapi, dia sama erny, saya pikir orang-orang yang jaga pusat informasi disitu, ehh taunya kita ketemu lagi di Angkringan, dan tanpa paksaan dan ancaman, si obi ini kalo lagi main kartu, maunya ngalah terus sama lena, dengan iming-iming “kita tetangga..” dan percaya apa tidak, obi dan lena itu tetanggaan di Jakarta, di kampung rambutan yang keras itu… (hidup ini keras coy…)
obi yang sampai ke puncak mahameru, yang meninggalkan kukuh di kalimati, karna tangannya mati rasa sebelah.. oohhh kalian ini sahabat yang super… keren sekali… yang mendahului saya ke tempat yang saya puja…
bi, bisa lihat apa di mahameru ? | ga ada yang bisa diungkapin, cuma air mata, saya speechless | oh (damn bgt dah, ini kamsud toh, biar saya makin tergila-gila sama puncak legenda itu *ngomong dalam hati*) 
anak-anak yang lain, semua naik puncak gunung lagi, mereka terlihat asyik foto-foto, dan moment itu tanpa saya… miriss… oo perut, kadang kamu ga seunyu biasanyaa… tapi maafkan saya yaa perut… :)
jreng-jreng mereka datang, tiba-tiba ngajak balik… saya lihat asti dan lena… teman yang sejak 4 tahun lalu menjadi sahabat saya, kami disatukan dalam salah satu kepantiaan futsal, yang tercatat sebagai pertandingan tersukses di abad ini di IP Unpad… saya sebagai Koor Danus, Lena sebagai Koor Acara, dan Asti sebagai Koor Medic. (dan kenalkan ini Giusty bisa dipanggil Gigi sebagai sekretaris, dan Aulia bisa dipanggil Au sebagai Koor Konsumsi, dan trakhir Cristy di Danus jg)
asti dan lena yang dengan bangga setengah mati nunjukin hasil jepretan di atas, dan dengan baik hati, cowo yang kini menjadi soulmate saya, mau mengantar saya naik ke atas cuma buat poto lagi…  tapi karna kondiis perut yang belum membaik, saya menolak dengan mentah-mentah (padahal dalam hati, watur nuhun yaa bang… :) )
turun, dengan saya dibelakang dengan kukuh dan bang ali, ntah kenapa dari awal naik, diatas, dan bahkan mau turun, saya sama kukuh ga pernah akur…dan bang ali slalu membelaa… (weee„, kasian deh kukuh :p) akhirnya dalam kondisi terjal…
kuh bantuin ratu kuh | lah ngapain dibantuin bang, ngapain juga kita harus pura-pura peduli kalo kita ga peduli | 
oh gitu kuh, menyebalkan | yaa becanda kali | huuh…. 
kita masuk ketebing paling sempit se Indonesia raya, buat liat mata air yang pas nyampe, mata air itu g ngalir, terlebih ada jejak orang semedi, yang ntah di tahun berapa orang itu semedinya, yang jelas, ada kakinya… (jejak kakinya to, bukan kakinyaa)  abis gitu kita naik ke tebing lagi dan liat banyak monyet-monyet (tanpa mau menyinggung siapapun) hehhe…
setelah itu,merasa terskip kan susunan jalan kita, yang tidak tau kenapa, saya tertinggal jauh dengan anak-anak…. saya sama moko… moko yang hobi banget di poto pake kaca mata item, dan ga punya bakat jadi cover boy, bukan karena tampangnya yang terlihat agak minus, tapi karena gaya nya yang itu-itu saja… hahahha.. piss moko…
moko yang sejak dipuncak malah sibuk bersihin tasnya yang tetumpah tuwak, dan malah seneng dengerin lagu dari BB nyaa…. ehh moko anak gaul yeee… ngerii.. ehehehhe…
mok, yang lain kok ninggalin | tau nih.. | atuuh moko takut… | 
bruuk, saya jatuh lumayan terjal di tebing dan menyisakan kaki biru-biru sampai sekarang.. (tapi gpp… bahagia di atas puncak sudah mengalahkan rasa selainnya..) dan baru itulah, saya denger moko ketawa lepas… anjrit ini orang dalam hati, malah ketawa bukannya panik, liat orang jatuh, ini tebih looh ini tebing yaa, bukan selokaan… iyuuuwhhhh….
barulah, dia bilang, sini bawain satu barangnya… dalam hati “lain titatadi beulll..” (bukannya daritadi su..) hahahha…
dan ada pertanyaan paling konyol dalam periode SBY saat ini,
sakit tu?
moko, kurang ASI nih waktu bayi, hahahha..
dan oooo.. saya lihat perkampungan yang masih di bawah… dan ternyata,pas kita rasa kesasar, dibalik semak-semak munculah, sejenis monster, ehhh… hehehe.. munculah soulmate yang speaknya sih ngikutin kita dari belakang, padahal dengan yakin seyakin-yakinnya, saya dan moko ga lihat dia dari tadi.. hahaha…
sampailah kita di tempat parkir motor, dan puji Tuhan, masih ada orang yang baik kaya bapak yang pakai baju biru, yang menyediakan teh dengan merek sariwangi beserta kopi yang tak pernah ingkar janji dan gula, juga air panas… tanpa pamrih… tanda tanda jasa… tanpa iming-iming…
pak, kalo saya udah di kementerian kebudayan dan pariwisata, saya pasti inget bapak… bapak menanam kebaikan pak, mungkin juga menanam tanaman lainnya yang ada di halaman rumah bapak, yang di rusak oleh babar… maafkan kami yaa pak, nanti saya pasti inget tempat ini pak… suatu saat bapak akan menuai kebaikan yang bapak tanam… makasih bapak… kalau ada kesempatan saya mau mampir ke tempat bapak, napak tilas puncak awal keberhasilan saya nanti di Mahameru pak… saya bawain edelweiss buat bapak… insyaAllah… (amin)
perjalanan pulang…
mie ayam 5 ribu yang banyak seanjing-anjing… yang ohhh, ini menakjubkan kedua setelah puncak gunung api purba….
pulang pergi gunung api purba, telah membuat saya mengetahui bang ali, bahkan saya diberi tahu hal-hal yang sudah dia beritahu sebelumnya… sampai saya hapal betul kisahnyaa…. :)
dan kita itu sama….
malioboro…
setelah istirahat di kosan sebentar, saya dimalioboro, ada yang lain malioboro sekarang…
ada perasaan beda, ada perasaan yang berharap “smoga ga dapat tiket malam ini”
dan detik-detik menjelang pulang, kukuh yang dari awal memang sangat menyebalkan, menjadi seorang yang lumayan baiklah… setidaknya kalau ngobrol agak nyambung…
sampai pada di kopi joss, detik2 trakhir, kukuh cuma diem aja… g tau apa yang dipikrin„ bang opik, yang belum makan dari kemaren, ada bang ali, ada obi, ada lena dan ada asti…. keadaan masi ramai….
sampai pada jam 9… si kereta yang besar dan menuju bandung hendak pergi…
kita bergegas ke stasiun, sampai di pintu loket, saya lihat, mana bang ali??? bang ali kok g adaa yaa???? sampai saya harus menoleh ke kukuh, untuk memberikan tas saya yang dia bawa…
tanpa kata… saya naik ke kereta…
melewati 4 atau 5 gerbong, tiba-tiba..
RATU…. | 
bang opik memberikan korek lena yang di pinjam tadi… saya menoleh ke kanan, dan baru sadar,bang opik, kukuh dan obi, lari ngikutin kita, sampai mereka ga lihat kita lagi, dan kita lihat mereka….
dan tanpa kata , saya ambil korek dari bang opik, yang dengan suksesnya naik ke atas gerbong… itu adegan paling dramatis yang pernah ada… adegan cinta ngejar rangga.. END…
sampai pada akhirnya di kereta, saya dan asti, merasa sangat terharu… dan betul-betul terharu…
bang ali? soulmate kemana??
besok nya saya baru baca sms  bang ali
saya ga sanggup liat kalian pergi…..
baca sms kukuh
jogja seketika sepi
baca  sms bang opik
kalian jangan pada nangis, berlee…
baca sms obi
kalian hati-hati yaa…
oke… begitulah alasan kenapa begitu membekas “barudak kemarin sore” dibenak saya, dihati saya, diingatan saya, dihidup saya. kenal mereka baru 24 jam, dan banyak moment yang bahkan dari jam 9 pagi sampai jam 2 sore ini saya tuliskan tak terceritakan semuaa…. dan saya menepikan tiket mahameru untuk menulis ini.. oh.. plis semangatin saya yaa..
makasih…
kalo ada yang lebih dari makasih, saya kasih pasti buat kalian…
ratu bulqiah ulfa. kukuh jualianto gunadi. muhamad fadlu robby. wiratmoko yanwar. ali akbar siregar. topan harahap. taufiq siregar. wirasti sarasati. ali akbar harahap. lena daniyati
irememberyou.

 

Dari RATU tuk Sebuah pencapain dalam persahabatan...

October 19, 2011
      Tickets for Mahameru


bang ali, kukuh, bang opik, obi, pangaribuan, babar, moko…
ini tiketnya sudah jadi…
makasih yaa, makasiiih yaa„sek.. yoo..sek..

  1. Tiketnya sudah ditangan !!! tiket yang tidak lain tidak bukan adalah si 236 halaman yang berfont times new roman!! mereka…(bukan si 236)  janji mau nunjukin mahameru ke saya.. mereka janji mau nganter, asal serahkan dulu tiketnya (yang ini si 236) !! nih saya kasih nih.. saya sudah selesaikan..!!!
    gara2 doktrin itu, saya ga pernah update status “mau sidang” “mau draft” “mau UP”, haha, karena saya mengibaratkan ketiga hal besar tersebut menjadi rangkaian perjalananan Semeru, jadi seperti inilah tweet-tweet saya..
    “IBARAT MAHAMERU, SEKARANG SAYA DI RANU KUMBOLO”
    ini pas saya lagi revisian dan bimbingan setelah UP…
    “IBARAT MAHAMERU, SEKARANG SAYA DI KALIMATI”
    itu pas saya draft…
    “IBARAT MAHAMERU, SEKARANG SAYA DI ARCAPADA”
    itu pas saya sidang…
    “IBARAT MAHAMERU, SEKARANG SAYA SUDAH PUNCAK MAHAMERU”
    ini pas abis sidang.. :)
    Tunggu yaa teman-teman menggapai puncak… tiket ini ga ada basinya kok…
    saya harus kesana.. saya harus speechless kaya obiii…tapi jangan sampai mati rasa kaya kukuh di kalimati.. atau jangan sampai hipotemia kaya saya di puncak prau.. atau jangan sampai kram kaya bang ali di perjalanan menuju prau.. saya harus kuat yaa… kuat… sekuat-kuatnya kuat.. kita harus kuat„ seperti di puncak GUNUNG API PURBA…:D
    kita bisa…

    saya haturkan terima kasih, saya pikir mahameru cuma bakal jadi angan aja, kalian selalu menyemangati saya, kirim YM, sms, Email, bbm, isinya..
    semangat untuk Tiket Mahameru..
    ga kerasa, post tumblr ini, post ke-4 tentang kalian.. oia, masih ada di draft cerita kita di Prau„ si 236 kemarin2 menghambat untuk post berjudul “ceritanya baru di mulai”… suatu saat akan di publish… jika memang sudah waktunya..
    saya janji sama bang ali, saya akan selalu jadi penulis, kisah nge-TRIP kita…
    saya ga sabar, nulis cerita kita di semeru..
    kisah yang saya awali dengan kalimat..
    STASIUN MALANG KOTA BARU…..
    aminnn…
    :) makasih yaa, selalu ada cerita manis setiap kita ngeTrip, terima kasih selalu mau menampung kita di Jogyakarta… terima kasih, selalu ada yang ga bisa di beli setiap petualangan kita… terima kasih telah mengiming-imingi saya mahameru, menambah 1 alasan saya menyelesaikan tiket ini secepatnya…

    KOPI TAK PERNAH INGKAR JANJI, SAMA HALNYA KITA..
    *tinggal diklik cendolnya, gampang, gitu aja ribet ! :sotoy: :nohope: :hammer:

Altar Kerinduan #3 Stasiun_Pergi untuk kembali


By : Ridho, Eka, Taufiq
Kasih ku akan pergi
meninggalkan dirimu di sini
keretaku akan segera tiba
mengantarku kedalam mimpiku..
wo ho wo ho...
saat bersamaku
ku pergi tuk mewujudkan semua mimpi didalam keinginanku
ku akan segera tiba d'kotaku
mewujudkan semua mimpi atas perjuanganku
ku ingin selalu bersamamu walau hanya untuk
"mengenang segala kerinduan tentangku & dirimu"

Altar Kerinduan #1

 

Altar Kerinduan #1
Nyanyian Puisi
Puisi/Lyric : Taufiq_phb, Ratu Bulqiah Ulfa
Vocal : Ridho Mukti

perlahan sakit terlumat saat ragaku hilang bangkitkan aku atas perjuanganmu
kelak jemariku ini akan merayap di sela tangamu,
tanpa perlu menunggu gerimis waktu
aku menangis di pelukanmu di bawah rintihan hujan
boleh minta tolong? jangan terlalu sebentar bersamaku.
itu saja…
bila waktu dapat berbicara, dan angin bisa menyampaikan kerinduanku akan tentangmu
hingga menusuk masuk di telinga, hingga menancap di hatimu.
hapus semua keraguan akan tentangku
ku harap menjadi ringan seperti kapas, agar angin bisa meniupku sedekat kau bernafas…
ku harap kisah kita tak berakhir di kotaku
Di kotaku.
Hujan dijadikan cindera mata Boleh kau bawa pulang, Tapi buat sendiri pelanginya
Aku tak bisa menggengam sendiri, aku butuh bantuanmu
matamu terlalu ampuh, aku seketika lumpuh
tatap mataku, pegang erat tanganku kita berlabuh di kota Jogja
ketika waktu mengakhiri pelabuhan rindu..
Cermin jiwaku akan selalu menghantuimu disaat kamu terjaga

Saturday, February 4, 2012

New Selo Merapi

2010
New Selo Merapi

Nyanyian puisi - Puncak Mahameru

Altar Kerinduan #2
Taufiq_phb feat Ridho Mukti Aji
syair/lirik :

di puncak mahameru
ingin aku kembali di pelukmu
merasakan dingin yang merambat diantara ranu kumbolo
menyaksikan ilalang yang bergoyang di hamparan oro oro ombo
yg dapat ku rasakan segar embun di puncuk cemarah
diantara indah pagi cemoro kandang
hingga aku bisa lepas dan bebas
berteriak lantang memaki hari yang memenjara sepi
tidak ada seorang pun yang menggangu
saat aku berada diantara arcopodo
aku rindu kamu, mahameruku..
aku rindu lembut jemarimu
membelai halus diantara rapuhnya frame tendaku
aku tak pernah takut akan terjal setapakmu
aku hanya takut tak sempat melepasmu rindu bersamamu
di puncak mahameru..

Monday, January 30, 2012

Banteng Ketaton

Banteng Ketaton simbol masyarakat Yogyakarta
Seseorang berusaha mengintimidasi kamu dan orang itu bersikap bijaksana, dan bersahaja. dan terus menerus mengintimidasi orang tersebut. Dan orang yg di intimidasi kembali bersikap bijaksana dan bersahaja ( sebetulnya di balik ke sahajaan itu menyimpan karakter yang luar biasa untuk melawan seseorang mengintimidasi tersebut). itulah ke Istemawahan asli pribumi Jogja. Dibalik keramah tamahan orang jogja, tapi menyimpan amarah yang sangat luar biasa, namun bukan sifat ke-amarahan itu yang ditonjolkan masyarakat Jogja. Tetapi sebuah ke sahajaan yg dijunjung tinggi oleh masyarakat jogja.
Mari coba kita resapi lirik lagu Jogja Istimewa Jogja Hip Hop Foundation
berikut ini liriknya :
Holopis kuntul baris holopis kuntul baris

Jogja.. Jogja.. tetap istimewa…
Istimewa negerinya… istimewa orangnya…
Jogja.. Jogja.. tetap istimewa..
Jogja istimewa untuk Indonesia…

Rungokno iki gatra seko Ngayogyakarta
Negeri paling penak rasane koyo swargo
Ora peduli dunyo dadi neroko
Ning kene tansah edi peni lan mardiko

Tanah lahirkan Tahta, Tahta untuk Rakyat
Di mana rajanya bersemi di kalbu rakyat
Demikianlah singgasana bermartabat
Berdiri kokoh untuk mengayomi rakyat

Memayu hayuning bawono
Seko jaman perjuangan nganti merdeko
Jogja istimewa bukan hanya daerahnya
Tapi juga karena orang-orangnya

Tambur wis ditabuh suling wis muni
Holopis kuntul baris ayo dadi siji
Bareng poro prajurit lan senopati
Mukti utawa mati manunggal kawulo gusti

Menyerang tanpa pasukan
Menang tanpa merendahkan
Kesaktian tanpa ajian
Kekayaan tanpa kemewahan

Tenang bagai ombak gemuruh laksana merapi
Tradisi hidup di tengah modernisasi
Rakyatnya njajah deso milang kori
Nyebarake seni lan budhi pekerti

Elingo sabdane Sri Sultan Hamengku Buwono Kaping IX
Sak duwur-duwure sinau kudune dewe tetep wong Jowo
Diumpamake kacang kang ora ninggalke lanjaran
Marang bumi sing nglahirake dewetansah kelingan

Ing ngarso sung tulodo
Ing madya mangun karso
Tut wuri handayani
Holopis kuntul baris ayo dadi siji

Sepi ing pamrih rame ing nggawe
Sejarah ning kene wis mbuktikake
Jogja istimewa bukan hanya tuk dirinya
Jogja istimewa untuk Indonesia
Sebenernya, 70% lirik dalam Jogja Istimewa mengambil kalimat-kalimat yang diungkapkan oleh tokoh-tokoh seperti; Soekarno, Sultan HB 9, Ki Hadjar Dewantoro, RM Sosrokartono, dll. Selebihnya adalah hasil tulisan dari penciptanya [Kill the DJ]